Kamis, 07 Maret 2013

Perawatan Mobil Merawat Power Steering

Power Steering adalah sebuah peralatan yang digunakan pada sisitem kemudi untuk meringankan beban mengontrol kemudi dalam hal ini mobil, ada 3 jenis power steering yang dikenal sampai saat ini yakni:

1. Power Steering hidrolik, yakni menggunakan pompa hidroulis berisi oli yang berfungsi memperbesar tenaga yang diberikan pengemudi pada setir yang kemudian disalurkan pada roda,
cara bekerja sistem ini saat batang kemudi diputar ke kiri maka pompa hidrolik akan membantu mendorong kemudi ke kiri dan sebaliknya. Dan pada kecepatan tinggi oli/ pompa hidrolis akan menjaga sistem kemudi menjadi lebih stabil, power steering hidrolis ini banyak digunakan pada mobil Avanza dan Xenia



2. Power Steering Semi Hidrolik (plus motor listrik), power steering jenis ini menggunakan pompa hidrolik seperti pada jenis pertama akan tetapi dilengkapi motor elektrik (dinamo elektrik) untuk menciptakan tekanan pada pompa hidrolik, penggunaan sistem semi hidrolik ini bisa dijumpai pada Mercedes Benz A Class.

3. Power Steering Elektrik atau tanpa sistem hidroulik (oli) akan tetapi hanya menggunakan motor listrik (dinamo elektrik) pada steering gear, jenis ini dikenal dengan sebutan Electric Power Steering (EPS). Penggunaan EPS adalah yang paling umum untuk mobil-mobil baru, mulai diperkenalkan sejak tahun 90 an akan tetapi baru populer pada tahun 2000 ke atas, beberapa mobil yang menggunakan sistem EPS ini antara lain Honda Jazz, Yaris, Mazda2, Suzuki Splash, Suzuki Karimun, dan lain-lain.
Power Steering pada mobil perlu diperlakukan khusus agar tetap awet atau tidak mudah rusak, kebiasaan mengemudi yang membuat Power Steering aus harus dihilangkan, beberapa kebiasaan tersebut antara lain:
* Posisi Roda yang tidak lurus saat parkir, posisi roda yang miring terlalu lama akan membuat pompa hidrolik tertekan pada satu sisi untuk waktu yang lama, kondisi seperti ini menyebabkan kerusakan pada sisitem hidrolis pada mobil yang masih menggunakan power steering hidrolis atau semi hidrolik
* Sering memutar kemudi sampai mentok bahkan sampai mengeluarkan bunyi, jika hal ini dilakukan secara berulang-ulang dalam frekwensi yang cepat (3-5 menit) menyebabkan peningkatan suhu sistem hidrolik dan dapat merobek karet pada sistem hidrolik.
* Tekanan angin pada roda yang kurang (tidak standart), kurangnya tekanan pada roda akan menyebabkan gesekan antara ban dengan jalan semakin besar dan beban kerja dari power steering juga semakin berlipat, sehingga power steering baik hidrolis maupun elektrik akan mudah rusak dengan kondisi ini
* Komponen kaki mobil kurang optimal misalnya pada arm, ball join, shock, bearing dan lain sebagainya. Buruknya komponen pada kaki-kaki mobil menyebabkan pengendalian roda oleh power steering menjadi sangat sulit sehingga sistem power steering dipaksa bekerja untuk hal yang sebenarnya bukan dari pekerjaan dia, kondisi kurang sempurnanya komponen kaki mobil ini membuat power steering cepat rusak.
* Terlambat dalam mengganti oli hidrolik, pada power steering hidrolik/ semi hidrolik oli yang yang tidak diganti setelah oli kehilangan fleksibilitasnya akan meyebabkan pompa tidak bekerja dengan optimal dan dapat merusak pompa hidrolik itu sendiri, terlebih lagi jika oli sudah berkurang sehingga pompa akan bekerja pada tekanan atau kondisi yang tidak wajar menyebabkan kerusakan pada sistem hidrolis mobil.


Pada mobil dengan menggunakan full electric power steering atau EPS, perawatan tidak serumit pada power steering semi hidrolik atau hidrolik karena komponen komponen power steering semua menggunakan sistem elektric dan dikontrol dengan komputer sehingga akan lebih mudah mendeteksi kerusakan karena komputer akan menampilkan sinyal jika EPS ini bermasalah, biasanya kerusakan pada EPS tidak bisa diperbaiki (sulit) akan tetapi diganti komponen yang rusak. Meskipun mobil sudah menggunakan EPS akan tetapi ke lima kebiasaan diatas juga perlu dipertimbangkan agar EPS mobil tidak mudah rusak seperti buruknya kaki mobil, tekanan ban, dan yang lain.

1 komentar: