http://www.saft7.com/techtips/thermostat/thermostat00.jpg
Pada suatu pertemuan klub mobil, seorang teman dengan bangga
memperlihatkan jarum temperatur mobilnya yang menunjukkan posisi
seperempat, sementara pada umumnya untuk mobil yang sama seharusnya
menunjukkan posisi setengah. Ia menganggap sistem pendingin mesin pada
mobilnya bekerja dengan baik dan akan bebas dari masalah overheat.
Sementara itu ada juga teman yang baru saja mencabut thermostat dari mesin mobilnya karena takut masalah overheat terulang lagi.
Kedua hal di atas ternyata banyak juga terjadi pada mobil merek lain, khususnya mobil eropa. Apa dampak negatifnya buat mobil tersebut?
Mesin mobil bekerja secara optimal pada suhu yang cukup tinggi
(sekitar 93ºC). Jika mesin bekerja pada suhu yang rendah akan membuat
komponen mesin cepat mengalami kerusakan, detonasi, membuat polusi dan
boros bahan bakar.
Untuk itu hal terpenting yang dilakukan oleh semua produksen mobil
adalah membuat pengatur suhu agar mesin segera mencapai suhu kerjanya
dan menjaganya agar tetap konstan (stabil).
Selain suhu kerja mesin yang ideal, untuk terjadinya proses
pembakaran yang sempurna, diperlukan campuran bensin dan udara yang
tepat.
Komposisi campuran bensin dan udara sering disebut Air-Fuel Ratio (AFR).
Idealnya AFR bernilai 14,7 . Artinya campuran tersebut terdiri dari 1
butir bensin berbanding 14,7 butir udara atau disebut dengan istilah Stoichiometry.
Pada kondisi dingin, mesin memerlukan lebih banyak bensin (AFR kaya)
dan putaran mesin perlu dibuat lebih tinggi agar dapat bekerja dengan
baik dan tidak berguncang (coldstall).
Ketika mesin mencapai suhu kerja ideal AFR kembali dibuat mendekati ideal (AFR = 14,7).
Mesin yang masih menggunakan karburator, proses pengaturan AFR
dilakukan melalui Choke maupun Choke otomatis yang menggunakan vacuum
solenoid dan temperature vacuum valve.
Pada mesin injeksi, pengaturan AFR dilakukan oleh ECU (Engine Control
Unit – komputer pengatur mesin) berdasarkan referensi sensor suhu air di
blok mesin (Coolant Temperature Sensor) untuk kemudian ECU mengatur
putaran mesin dan debit bensin yang disemprotkan injektor.
Thermostat sebagai pengatur suhu
Mesin mobil yang menggunakan sistem pendingin air menggunakan
thermostat sebagai pengatur suhu. Thermostat berfungsi sebagai
katub/keran aliran air dari mesin ke radiator. Pada saat masih dingin,
thermostat menutup sehingga air akan berputar-putar di blok mesin yang
membuat suhu kerja ideal cepat tercapai.
Saat suhu kerja tercapai, maka thermostat membuka sehingga air mulai
dialirkan ke radiator untuk di dinginkan agar suhu mesin tidak melebihi
suhu kerjanya, ketika suhu mulai terlalu dingin thermostat kembali
menutup, begitu seterusnya sehingga membuat suhu mesin menjadi stabil.
Thermostat sebagai ‘kambing hitam’
Sering terdengar kasus overheating yang diakibatkan oleh sistem pendingin, atau kasus mesin yang selalu dalam kondisi panas.
Dari kasus-kasus tersebut tidak sedikit bengkel yang menyarankan untuk
mencabut thermostat karena dianggap sebagai biang keladinya. Ada pula
bengkel yang menyarankan agar mengganti dengan thermostat bersuhu kerja
lebih rendah dari standarnya dengan alasan iklim Indonesia yang cukup
panas (tropis).
Mencabut thermostat adalah tindakan yang salah, karena mesin akan
cukup lama mencapai suhu kerjanya, bahkan tidak pernah mencapai suhu
kerja yang ideal. Suhu mesin pun menjadi tidak stabil, ketika sedang
menuruni bukit atau kecepatan tinggi suhu mesin akan menjadi sangat
dingin.
Mengganti thermostat bersuhu kerja lebih rendah dari yang disarankan pabrik juga membuat mesin bekerja dibawah suhu kerja ideal.
Solusi: Cermati Suhu Kerja Mesin
Apabila kita menggunakan mobil bekas atau yang sudah tua, coba untuk
mencermati suhu kerja mesin mobil kita. Lihat jarum petunjuk temperatur
pada panel instrumen.
Coba juga sempatkan bertanya ke bengkel resmi atau ikut serta mailing
list maupun klub mobil sejenis untuk menanyakan pada posisi manakah suhu
mesin kita dalam kondisi normal.
Apabila jarum temperatur menunjukkan suhu yang lebih rendah
misalnya hanya seperempat (normalnya setengah), maka ada kemungkinan
sebagai berikut:
1. Thermostat sudah dicabut : Membuat mesin bekerja dalam kondisi
dingin, biasanya karena pernah terjadi overheating pada mesin, sehingga
thermostat dilepas.
Solusi : Pasang thermostat sesuai ukuran temperatur yang dianjurkan pabrik.
2. Thermostat macet : Terjadi apabila thermostat rusak sehingga selalu dalam kondisi membuka.
Solusi : Ganti thermostat sesuai ukuran temperatur yang dianjurkan pabrik.
3. Thermostat bersuhu kerja rendah : Akibat menggunakan thermostat yang
bersuhu kerja rendah membuat mesin bekerja disuhu kerja yang rendah.
Solusi : Ganti thermostat sesuai ukuran temperatur yang dianjurkan pabrik.
TIPS Perawatan Sistem Pendingin Mesin:
Perhatian terhadap komponen sistem pendingin lainnya juga perlu agar mesin selalu dalam kondisi prima:
1. Flush dan ganti coolant secara teratur. Kualitas dan jenis coolant
yang dipakai sangat menentukan keawetan mesin, dianjurkan memakai
Extended Life Coolant (ELC) atau Surfactant Coolant (SC), beberapa
produk coolant dijual siap tuang.
2. Hindari menggunakan air ledeng atau air sumur untuk mengisi radiator.
gunakan aquadest yang dicampur dengan coolant sebagai inhibitor
(pencegah karat dan kerak). Pemakaian aquadest saja tak dapat mencegah
timbulnya karat.
3. Gunakan Radiator Coolant yang bermutu baik, dan pakai sesuai anjuran.
4. Ganti tutup radiator setiap 4 – 5 tahun, kerusakan tutup radiator
menyebabkan tidak dapat melepas kelebihan tekanan sehingga akan merusak
cylinder head gasket dan kepala radiator, gunakan tutup radiator
original.
5. Ganti thermostat setiap 5 tahun, jika tetap akan menggunakan
thermostat bersuhu lebih rendah dari anjuran pabrik, jangan lebih dari
5ºC perbedaannya. Ingat, thermostat jangan dilepas.
6. Periksa kinerja motor fan atau visco fan.
7. Ganti waterpump apabila sudah terdeteksi terjadi kebocoran atau aliran air lemah.
8. Jika radiator yang berbahan plastik pecah/retak, ganti dan gunakan
radiator head original, jangan mengganti dengan bahan kuningan, karena
jika terjadi over-pressure, maka komponen mesin lain akan dapat pecah
atau retak
9. Pemakaian Radiator coolant untuk mesin diesel sebaiknya memakai jenis Extended Life.
(sumber: The Beginner Files – IDMOC)
Semoga bermanfaat,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar